Penulis : Muhammad Al-Fatih (Internship)
Purworejo, 15 Maret 2025 – Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bidang Hukum, HAM, dan Hikmah melakukan kunjungan, silaturahmi, serta pengawalan rutin terhadap warga Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, yang terdampak proyek tambang. Kegiatan bertajuk Sarasehan Penguatan Ekonomi Masyarakat Terdampak Tambang dan Buka Puasa Bersama ini dihadiri langsung oleh Ketua Bidang Hukum, HAM, dan Hikmah Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Busyro Muqoddas.
Dalam pelaksanaan agenda ini, Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bidang Hukum, HAM, dan Hikmah didukung oleh Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) PP Muhammadiyah, Majelis Hukum dan HAM (MHH) PP Muhammadiyah, serta Lembaga Bantuan Hukum dan Advokasi Publik (LBHAP) PP Muhammadiyah. Kegiatan ini juga mencakup penyaluran bantuan berupa dana penguatan ekonomi, alat ibadah, serta paket Ramadan bagi warga Desa Wadas yang terdampak proyek tambang.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata komitmen Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam mengawal isu konflik agraria sekaligus memberdayakan masyarakat terdampak melalui penguatan ekonomi. Dalam agenda ini, masyarakat juga memaparkan berbagai inisiatif dan rencana mereka, baik yang didukung oleh PP Muhammadiyah maupun yang dijalankan secara mandiri.
Pada awal kedatangan Busyro Muqoddas beserta rombongan Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Desa Wadas, mereka terlebih dahulu melakukan pengecekan terhadap titik-titik lokasi pemberdayaan ekonomi berkelanjutan. Kunjungan ini mencakup tinjauan terhadap Bank Pakan, kandang ternak, serta diskusi langsung dengan warga terkait kondisi desa pasca terdampak aktivitas pertambangan. Selain itu, rombongan juga mendengarkan aspirasi masyarakat mengenai dampak yang mereka rasakan serta upaya yang telah dilakukan untuk bertahan dan memperkuat ekonomi desa.
Setelah pengecekan lapangan, kegiatan dilanjutkan dengan Sarasehan Penguatan Ekonomi Kerakyatan yang bertujuan membangun semangat warga dalam menjalankan berbagai program pemberdayaan yang telah berjalan. Dalam sarasehan ini, masyarakat juga menyampaikan informasi terbaru mengenai program-program yang sedang dan akan mereka jalankan sebagai bagian dari upaya mempertahankan kemandirian ekonomi desa.
Salah satu program pemberdayaan ekonomi yang diinisiasi secara mandiri oleh warga adalah Wadas Farm. Program ini merupakan bagian dari upaya pemberdayaan ekonomi berkelanjutan yang bertujuan menciptakan kemandirian finansial bagi warga Wadas. Harapannya, Wadas Farm dapat menjadi sumber ekonomi mandiri yang memungkinkan masyarakat bertahan di tengah konflik agraria yang mereka hadapi, sehingga mereka tidak bergantung pada pihak luar yang berpotensi menghambat perjuangan mereka.
Selain beternak kambing, bebek, dan ayam, Wadas Farm juga mengelola Bank Pakan ternak guna memastikan keberlanjutan dan efektivitas program ini. Langkah ini bertujuan agar sistem pemberdayaan yang dibangun dapat terstruktur dengan baik dan dimanfaatkan secara optimal. Dalam pemaparannya, perwakilan pengelola Wadas Farm menyampaikan, “Pada tahap pengembangan awal, kami menjual 10 ekor kambing, dan hasilnya kami gunakan sebagai akomodasi untuk mendukung perjuangan melawan proyek tambang yang mengancam desa kami.”
Selain Wadas Farm, warga juga mengembangkan usaha yang diinisiasi oleh kelompok ibu-ibu Desa Wadas, yaitu produksi besek, wadah tradisional dari anyaman bambu, serta pembuatan gula aren. Kedua usaha ini dijalankan sebagai upaya memperkuat ekonomi berbasis kerakyatan yang berkelanjutan bagi warga Desa Wadas. “Kami, sebagai ibu-ibu, tidak ingin hanya berdiam diri. Kami berusaha dengan apa yang bisa kami kerjakan,” ujar salah satu perwakilan ibu-ibu setempat. Produk hasil usaha ini pun mendapat permintaan tinggi, terutama dari daerah Yogyakarta, yang semakin membuka peluang bagi masyarakat untuk memperluas pemasaran dan meningkatkan kesejahteraan mereka.
Menanggapi pemaparan masyarakat, Ketua Bidang Hukum, HAM, dan Hikmah PP Muhammadiyah, Busyro Muqoddas, menyampaikan dukungannya terhadap inisiatif warga. “Monggo, program apa yang ingin dijalankan? Apakah ingin dilanjutkan atau membuat program baru? Kami dari PP Muhammadiyah siap mendukung,” ujarnya. Pernyataan ini menegaskan komitmen Muhammadiyah dalam mengawal perjuangan masyarakat kecil yang terdampak konflik agraria, sekaligus menunjukkan keberpihakan Muhammadiyah terhadap mereka yang tertindas oleh dominasi kekuasaan.
Selain itu, David Effendi selaku Sekretaris LHKP PP Muhammadiyah menyampaikan dukungan penuh kepada masyarakat terkait berbagai kegiatan positif yang telah dilakukan maupun yang sedang dirancang. “Insyaallah, kami akan mendukung program-program teman-teman di Wadas, seperti produksi gula aren dan lainnya, sebagaimana dukungan yang telah kami berikan terhadap Wadas Farm. Yogyakarta adalah pasar yang besar, jadi monggo, manfaatkan potensi tersebut dengan sebaik-baiknya,” ujarnya.
Secara keseluruhan, kegiatan ini merupakan wujud nyata komitmen Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam mengawal konflik agraria di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Ketua PP Muhammadiyah Bidang Hukum, HAM, dan Hikmah, Busyro Muqoddas, menegaskan bahwa Muhammadiyah akan terus mendampingi masyarakat terdampak dalam menghadapi tantangan ekonomi dan sosial akibat proyek tambang. “Kami berharap, dukungan dan bantuan ini dapat meringankan beban saudara-saudara kita yang tengah menghadapi kesulitan. Muhammadiyah akan terus berupaya mendukung pengembangan ekonomi masyarakat terdampak konflik agraria agar mereka dapat bertahan dan mandiri,” tutupnya.
Penulis : Muhammad Al-Fatih (Internship)