Penulis : Muhammad Al-Fatih (Internship)
Surakarta, 14 Mei 2025 – Rombongan LHKP PP Muhammadiyah berkunjung ke Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dalam rangka melakukan audiensi bersama Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah (PWM Jateng). Audiensi kali ini membahas terkait wakaf hutan wonosobo.
Dalam sambutannya, David Effendi selaku Sekretaris LHKP PP Muhammadiyah menyampaikan bahwa dalam menghadapi kondisi global yang semakin hari semakin memanas, serta melihat hutan-hutan yang kini sudah tidak lagi produktif, pihaknya telah menyusun kertas posisi Muhammadiyah dalam menyikapi wakaf hutan di Wonosobo, bekerja sama dengan Lembaga Hutan Tropika.
Lebih lanjut, David Effendi menyampaikan harapannya bahwa jika wakaf hutan ini dapat dikelola dengan baik, maka hutan tersebut juga bisa dijadikan sebagai laboratorium pembelajaran ekologi. Hal ini penting mengingat sulitnya menemukan wadah atau lembaga yang benar-benar memiliki perhatian khusus terhadap isu-isu ekologi.
Selain David Effendi, Fitrah Yunus selaku Wakil Sekretaris LHKP PP Muhammadiyah yang bertanggung jawab langsung terhadap program wakaf hutan yang akan digarap bersama MPM, MLH, dan Latin juga turut memberikan pernyataan. Ia menyampaikan bahwa selain bertujuan menjaga kelestarian dan mengembalikan produktivitas hutan, diharapkan pengelolaan hutan wakaf ini juga dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar.
Lebih lanjut, Fitrah Yunus menjelaskan bahwa tujuan dari audiensi ini adalah untuk menggali informasi lebih jauh terkait kemungkinan adanya lahan lain yang memiliki kasus serupa dengan hutan Wonosobo, yakni akan dilelang sehingga Muhammadiyah dapat memanfaatkannya dan turut mengelolanya. Ia juga menjelaskan bahwa Latin akan berperan sebagai mitra dalam penyediaan bibit pohon pada tahap awal pengelolaan hutan wakaf tersebut, penjelasan ini disampaikannya ketika mendapat pertanyaan dari salah satu pengurus PWM Jawa Tengah.
Kedatangan LHKP PP Muhammadiyah dengan maksud baik disambut hangat oleh PWM Jawa Tengah, sebagaimana disampaikan oleh Prof. Dr. H. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag., terkait ide hutanisasi atau perbaikan hutan yang dibawa oleh LHKP PP Muhammadiyah. Beliau menyatakan bahwa inisiatif LHKP PP Muhammadiyah untuk turut menangani isu wakaf hutan merupakan langkah yang baik, mengingat persoalan ini telah menjadi bagian dari masalah global, yaitu perubahan iklim. Meskipun demikian, beliau mengingatkan bahwa dalam pelaksanaannya, program ini tidak bisa dijalankan sendirian dan harus melibatkan bidang-bidang lain yang memiliki perhatian terhadap isu lingkungan.
Lebih lanjut, Prof. Zakiyuddin juga memberikan catatan penting bahwa Muhammadiyah perlu memastikan agar setiap upaya dalam mengatasi persoalan keumatan, termasuk pengelolaan wakaf hutan, juga memberikan manfaat langsung bagi organisasi. Ia menekankan bahwa biaya operasional yang digunakan untuk menyelesaikan persoalan umat sebaiknya juga mendatangkan keuntungan yang bisa diputar kembali untuk pemberdayaan lainnya. Oleh karena itu, penting untuk memastikan adanya siklus manfaat atau keuntungan dari program-program tersebut agar dapat digunakan untuk mendukung pemberdayaan yang lebih luas.
Dr. KH. Tafsir, M.Ag., selaku Ketua Umum PWM Jawa Tengah, juga menyambut baik kedatangan serta inovasi yang dibawa oleh rombongan LHKP PP Muhammadiyah. Beliau menyampaikan bahwa pihaknya sangat mengapresiasi kepedulian LHKP terhadap isu hutanisasi wakaf, yang diharapkan dapat memberikan dampak berkelanjutan. Menurutnya, saat ini terdapat banyak persoalan lingkungan yang muncul akibat minimnya perhatian dari berbagai pihak terhadap aspek-aspek ekologis. Sebagai contoh, banyak sungai yang rusak karena aktivitas pengerukan yang berlebihan. Tidak hanya merusak sungainya, tetapi juga mengancam keberlangsungan spesies ikan yang kehilangan habitat alaminya.
Lebih lanjut, Dr. KH. Tafsir menegaskan bahwa Muhammadiyah, sebagai organisasi kemasyarakatan Islam, harus bersikap moderat dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Ia menekankan pentingnya memperluas fokus gerakan Muhammadiyah, tidak hanya terpaku pada isu-isu seperti rumah tahfidz, tetapi juga merespons persoalan-persoalan besar lainnya seperti kerusakan lingkungan.
Di akhir audiensi, pihak PWM Jawa Tengah menyimpulkan bahwa secara keseluruhan mereka mendukung inisiatif yang dilakukan oleh LHKP PP Muhammadiyah. Namun, sebagai langkah konkret, PWM Jawa Tengah menyarankan agar difokuskan terlebih dahulu pada satu proyek, yaitu hutan wakaf yang berada di Wonosobo. Jika proyek tersebut berhasil dan manfaatnya dapat dirasakan secara nyata, barulah inisiatif serupa dapat diperluas dan direplikasi pada hutan-hutan lainnya, sehingga memberikan dampak yang lebih luas bagi masyarakat dan lingkungan.